LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. SERMANI STEEL CONVERATION
(galvanising line)
DIAJUKAN SEBAGAI
SALAH SATU SYARAT KELULUSAN
PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
DISUSUN OLEH :
1. RIDUAN 09120110035
2. HASNIA
HAFID 09120110047
3. RIDWAN
IBRAHIM SYAH 09120110049
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Kerja Praktek merupakan kurikulum pendidikan Program Sarjana jurusan Teknik Industri yang wajib dijalani mahasiswa, profesionalisme dalam dunia kerja di
masa yang akan datang diharapkan dapat menjadi sarana untuk memenuhi tenaga
kerja yang siap berkompetisi dan bersaing sehat disegala Sektor khususnya dalam
dunia industry.
Program Studi jurusan Teknik Industri
merupakanprogram studi yang berusaha untuk mengintegrasikan aspek teknik dan
aspek manajemen dalam suatusistem industri demi
tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam sistem tersebut. Teknik Industri UMI secara khusus melakukan pendekatan melalui pengenalan sistem manufaktur yang
merupakan suatu sistem yang telah terstruktur dengan berbagai permasalahan yang
cukup kompleks dalam dunia industri. Pelaksanaan Kerja Praktek ini diharapkan
dapat menjadi sarana pengenalan ilmu teoritis dan hubungan tentang gambaran
umum suatu perusahaan industry dengan disiplin ilmu yang didapatkan dari bangku
kuliah.
PT. Sermani
Steel adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang proses pelapisan lembaran
baja dengan seng (Zn), hasil produksi
dari perusahaan ini dipasarkan di wilayah indonesia bagian timur.
PT. Sermani Steel merupakan
perusahan yangmanufaktur dengan melakukan proses produksi secara mandiri.Proses produksi yang dilakukan merupakan
proses yang continue. Sebagai perusahaan yang erat kaitannya dengan ilmu keteknik- industrian, maka PT.
Sermani Steel dirasa sangat tepat sebagai tempat pelaksanaan Kerja
Praktek bagi mahasiswaTeknik Industri.
1.2.Tujuan
Kerja Praktek
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini antara lain
sebagai berikut :
1.
Mahasiswa
dapat mengenali lingkup suatu perusahaan industri secara nyata.
2. Mahasiswadapatmelihatlangsung permasalahan
industri dan perbandingannya yang
aplikatif denganpengetahuan yang sudah diperoleh selama
kuliah.
3. Mahasiswa dapat menjajagi gambaran umum perusahaan
indutri, mengetahui teknik produksi dari perusahaan industry, serta susunan
manajemennya.
4. Sebagai langkah awal untuk kemampuan menganalisa
masalah kemudian diangkat untuk kemungkinanpenyusunan Tugas Akhir.
1.3. Manfaat
Pelaksanaan Kerja Praktek padatelah memberikan
manfaat bagi peserta antara lain sebagai berikut :
1. Peserta dapat mengetahui kegiatan yang
terjadi dalam perusahaan secaraumum dan khususnya pada bagian produksi.
2. Peserta dapat membandingkan dan mencoba
menyesuaikan pemahamanyang diperoleh di bangku kuliah dan kenyataan yang
terjadi di lingkungankerja.
3. Peserta mendapatkan pengalaman dalam dunia
kerja langsung pada Perusahaan
4.Meningkatkan kemampuan analisis guna
menghadapi kebutuhan kebutuhan tenaga kerja dimasa depan.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap laporan ini, maka penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I. Bab ini merupakan Pendahulan yang berisi mengenai latar belakang, tujuan
dan manfaat,dan sistematika penulisan.
Bab II. Bab ini berisi gambaran umum Perusahaan, membahas sejarah singkat, struktur organisasi, danDasar
teori yang membahas tentang Proses Produksi Atap seng di PT. SERMANI STEEL
MAKASSAR
Bab III.Bab ini berisi mengenai
proses produksi seng di PT.Sermani Steel
Bab IV. Penutup, berupa Kesimpulan dan
Saran
BAB II
GAMBARAN
UMUM PT. SERMANI STEEL MAKASSAR
3.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT. Sermani Steel adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang proses pelapisan lembaran baja dengan seng (Zn), hasil produksi dari perusahaan ini dipasarkan di wilayah
indonesia bagian timur. PT.Sermani Steel didirikan pada tanggal 12 Agustus
1970.
Pembangunan PT. Sermani Steel didasarkan pada
surat persetujuan Presiden Republik Indonesia No.84/Pres/V/1969 tanggal 22 Mei
1969 dan surat izin Menteri Perindustrian No.217/M/SK/VI/1969.
Trial Corporation dimulai tanggal 24 Agustus 1970
dan mulai beroperasi pada tanggal 1 September 1970 dan dibuka secara resmi
tanggal 24 Oktober 1970. kepemilikan saham pada PT.Sermani Steel Makassar dipegang
oleh:
1. Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing
(Indonesia)
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha
Corporation (Jepang)
3. Marubeni Coorporation (Jepang)
Yang telah melalui prosedur yang ditentukan untuk memperoleh pengesahan
hukum berdasarkan surat keputusan Menteri Kehakiman tanggal 12 Januari 1970 No.J.A.5/V/212. Modal diserahkan
dan disetor sebesar US$ 700.000 yang masing-masing dari pemegang saham
menambahkan modalnya sebesar:
1. Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing
(Indonesia) 22,86%
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha
Coorporation (Jepang) 38,57%
3. Marubeni Coorporation (Jepang) 38,57%
PT. Sermani Steel didirikan diatas tanah seluas 20790 m², dengan luas
bangunan pabrik saat itu seluas 1.827 m² dan luas kantor 250 m², serta
kapasitas maksimum produksi yang dapat mencapai saat itu sebesar 2000 ton (Galvanizing Line Sheet 1).
Pada tanggal 31 Desember 1976berdasarkan surat
menteri perindustrian No.476.M/SK – 12/1976, modal investasi perusahaan
ditingkatkan menjadi US$130.000, dimana saham-saham itu dimiliki oleh:
1. Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing
(Indonesia) 34,52%
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha
Coorporation (Jepang) 32,74%
3. Marubeni Coorporation (Jepang) 32,74%
Sehubungan
dengan meningkatnya kebutuhan pasar terhadap seng, maka pada triwulan kedua
yakni pada tahun 1979, PT.Sermani Steel menigkatkan hasil produksi hingga
36.000 ton pertahun, juga hasil yang penting dari peningkatan produksi
PT.Sermani Steel adalah kebutuhan dan permintaan pasar dapat terpenuhi.
Dengan menggunakan logo hasil produksi yakni cap “Menjangan (Rusa)” yang memberikan makna perdamaian dan ketangkasan.
3.2.
Data Singkat Perusahaan
1. Nama Perusahaan : PT. Sermani Steel
2.
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Km 7
Makassar
3. Tanggal Dibangun : 1 November 1969
4. Selesai dibangun : 12 Agustus 1970
5. Luas Tanah : 20790
m²
6. Pabrik Line.1 : 1710 m²
7. Pabrik Line.2 : 810 m²
3.3. Perkembangan perusahaan
Setelah perusahaan ini beroperasi 6 (enam) tahun, tepatnya pada tanggal
31 Desember 1976, berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian
No.476/M/12/1976. maka saham investor asing ditingkatkan menjadi US$ 1.130.000
dengan pembagian sebagai berikut:
1.
Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia) 34,52%
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha
Coorporation (Jepang) 32,74%
3. Marubeni Coorporation (Jepang) 32,74%
Sampai saat ini, efisiensi produksi PT.Sermani Steel cukup memuaskan dan
memiliki kualitas produksi yang telah
disambut baik oleh masyarakat konsumen.
Dari waktu ke waktu perkembangan pabrik dan pemakaian seng dalam wilayah
pemasaran PT. Sermani Steel, yakni kawasan Indonesia timur cukup menggembirakan
dan mempunyai masa depan yang cukup cerah, sehingga banyak pengusaha–pengusaha
di daerah ini meminta untuk menjadi distributor hasil produksi, oleh sebab itu
PT. Sermani Steel merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas produksinya, dan
kemudian mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk menambah kapasitas
produksinya yakni dengan membangun satu unit Galvanizing Line. Permohonan perusahaan ini diterima pemerintah,
dan ditetapkan dengan surat keputusan ketua badan koordinasi penanaman modal
Asing No.15/VI/PMA/1978, pada tanggal 10 Mei 1978.
Penambahan unit Galvanizing Line ini
diwujudkan pada awal Triwulan kedua, dengan demikian terjadi perubahan data
perusahaan menjadi:
a. Luas Tanah Tetap : 20790 m²
b. Luas Bangunan Pabrik : 3582 m²
c. Luas Ruang Kantor : 415 m²
d. Unit Mesin Produksi : 2
Galvanizing Line
e.
Kapasitas Produksi Maksimum Mesin : 36.000
ton/tahun
Sedangkan dalam hal modal investasi ditingkatkan dari US$ 1.130.000,-
menjadi US$ 2.712.000,- dengan presentase bagi ketiga pemilik perusahaan
sebagai berikut:
1.
Tuan H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia) : US$ 963.000,-
2. Nippon Kokan Kabushiki Kaisha
Coorporation (Jepang) : US$ 888.000,-
3.
Marubeni Coorporation (Jepang) : US$ 888.000,-
Karena kebutuhan seng (BjLS)]= semakin meningkat untuk
digunakan, maka dikeluarkan lagi surat keputusan tetap Ketua Badan Penanaman
Modal Asing bagi perusahaan dari US$ 2.712.000,- menjadi US$ 3.005.000,-
Penanaman modal ini dimaksudkan untuk mengambil
bagian aktif bagi pembangunan di wilayah Indonesia Timur khususnya dan di
Indonesia pada umumnya, serta turut memberikan sumbangan bagi kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
3.4. Struktur Organisasi dan Job Description Pada PT. Sermani Steel
1.
Struktur Organisasi
Untuk membantu kelancaran roda perusahaan, maka struktur organisasi
perusahaan diatur sebagai berikut:
1. Direktur merupakan
penanggung jawab perusahaan kepada
pemegang saham.
2.
General Affair / Personal Manager
Sub bagian dan pimpinan ini mempunyai 2 (dua) asisten, yaitu:
1) Phone / telex operator
2) General Affair/Fax operation
3.
Financial Accounting Manager
Manager bidang keuangan ini dibantu oleh 2 (dua) staff, yaitu:
1)
Accounting Staff (3 orang)
2) Financial Staff (1 Orang)
4.
Sales Manager
Pimpinan ini bertanggung jawab sebagai penanggung
jawab urusan pemasaran hasil produksi dan dibantu oleh dua sales staff.
5.
Purchase manager
Manager pembelian ini mengurus masalah
pembelian bahan baku untuk produksi, manager ini dibantu oleh seorang asisten
manager dan asisten manager dibantu oleh order dan payment administration.
6.
Factory Manager
Manager
produksi ini dibantu oleh production consultant, juga dibantu oleh 4 supervisor
pada bagian-bagian:
1. Production Galvanizing Iron Sheet
(GIS) Supervisor
2. Finish Production Control
Supervisor
3. Maintenance Supervisor
4. Shearing and Conyated Supervisor
2.
Job Description
1. Direktur
Direktur
merupakan penanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham perusahaan. Dan
mengawasi kegiatan managerial dari setiap fungsi yang ada, keseluruhan kegiatan
managerial tersebut disusun dalam satu laporan kemudian akan diteruskan ke
managing director.
2. General Manager
General manager
bertugas memimpin atau mengawasi jalannya perusahaan, yaitu mengawasi bawahan
mereka untuk selanjutnya bertanggung jawab kepada managing director, sehingga
dapat dikatakan bahwa general manager adalah asisten direktur.
3.
General Affair Manager
General Affair ini bertanggung
jawab kepada general manager, dengan tugas dan wewenang sebagai berikut:
·
Mencari informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan.
·
Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan perusahaan kepada
departemenperdagangan, departemen perindustrian dan kepadadepartemen tenaga
kerja.
·
Mengatur kesejahteraan karyawan, cuti tahunan,
pengadaan atau pemeliharaan kantor.
4. Financial Accounting
Bertanggung jawab kepada general manager, dan
mempunyai tugas serta wewenang sebagai berikut:
· Mengatur
perhitungan biaya secara umum, laba – rugi, dan mengatur dana pembayaran.
· Secara umum
mengatur hal – hal yang menyangkut kebutuhan pabrik.
· Membuat laporan umum tentang
keuangan kepada pimpinan.
5. Sales Manager
Bertanggung jawab kepada general manager, dan
mempunyai tugas serta wewenang untuk mengatur penjualan – penjualan baja
lembaran tipis seng hasil produksi yang disalurkan melalui distributor.
6.
Purchasing
Bertanggung jawab kepada general
manager, dan mempunyai tugas serta wewenang untuk menyediakan bahan baku
setengah jadi (Raw Material), suku cadang serta keperluan lainnya yang
berhubungan dengan pabrik dalam menjamin kelancaran produksi.
7. Factory Manager
Bertanggung jawab kepada general manager, dan
mempunyai tugas serta wewenang sebagai berikut:
· Bertanggung
jawab terhadap kelancaran produksi perusahaan dengan berdasarkan pengawasan
yang telah ditetapkan.
· Memimpin dan
mengkoordinasi pekerjaan – pekerjaan dan teknik dalam pabrik.
· Mengawasi dan
mengontrol dengan cermat jalannya perusahaan dalam proses produksinya.
3.5.
Peraturan Kerja Dan Upah
Sistem kerja pada PT.Sermani Steel dari hari Senin sampai dengan
hari Sabtu adalah sebagai berikut:
Shift I : 08.00 – 16.00
12.00
– 13.00 (Istirahat)
Shift II : 16.00 – 24.00
18.00 – 19.00
(Istirahat)
Shift III : 24.00 – 08.00
Jam kerja untuk pegawai kantor sebagai berikut:
Senin – Jum’at : 08.00 – 16.30
: 12.00 – 13.30 (Istirahat)
Sabtu : 08.00 – 12.00
Minggu : Libur
Sistem pemberian upah pada PT. Sermani Steel Coorporation dibagi atas dua bagian, yaitu:
a. Upah Bulanan
Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap yang besarnya tergantung
pada golongan pada tingkat kepegawaiannya, upah ini ditetapkan dengan peraturan
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Upah Lembur
Upah ini diberikan kepada
karyawan yang bekerja dalam sehari yang diluar jam kerja yang telah ditetapkan.
3.6.
Lingkungan Kerja
1. Faktor Fisik
Sebagaimana diketahui Hygine
perusahaan dan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif dengan sasaran utama lingkungan kerja. Lingkungan kerja
yang sehat akan memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan produktifitas
bagi tenaga kerja.
Untuk mencapai hasil yang optimal, pekerjaan harus dilakukan dengan
seefisien mungkin dan didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai dengan syarat
– syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang dimaksud meliputi iklim kerja,
kebisingan, pencahayaan, debu dan bahan kimia yang berbahaya. Efek tersebut
dapat dijadikan acuan untuk melihat kondisi atau keadaan lingkungan PT. Sermani
Steelsehingga dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Iklim Kerja (Tekanan Panas)
Tekanan panas memenuhi syarat – syarat kesehatan, dimana setiap ruang
produksi dilengkapi dengan ventilasi yang cukup luas, sehingga pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya merasa nyaman, diluar gedung produksi terdapat banyak
pohon rindang yang memberi terhadap lingkungan PT. Sermani Steel menjadi lebih
sejuk dan nyaman.
b. Kebisingan
Dampak yang timbul akibat operasi mesin yaitu
kebisingan. Kebisingan yang paling besar terjadi pada mesin penggelombangan,
karena pada bagian tersebut memiliki daya yang besar untuk menekan lembaran –
lembaran seng yang tentunya mengundang reaksi gesekan yang besar dari plat seng
tersebut sehingga menimbulkan kebisingan. Namun setelah dilakukan penelitian
mengenai pengaruh tingkat kebisingan yang ditimbulkan ternyata tidak melebihi
frekuensi ambang batas pendengaran manusia (berkisar antara 90 – 100 dB),
tetapi dalam hal ini para operator sebaiknya menggunakan alat pelindung
telinga.
c. Debu
Dari semua proses produksi yang dilakukan, dapat
dilihat bahwa tidak ada proses produksi yang dapat menimbulkan debu yang
berlebih yang dapat mengganggu para pekerja dalam melakukan kegiatan
operasional.
2.
Faktor Kimia
Proses
produksi yang menggunakan bahan kimia yaitu terdapat pada bagian Galvanizing Line. Bahan kimia yang
digunakan adalah HCl, Chromic Acid,
Special Flux dan larutan kimia.
Limbah
cair merupakan hasil sisa dari proses Rikling
dengan HCl dan pelapisan dengan Chromic Acid, diolah tersendiri,
prosesnya dilakukan pada wastewater
treatment, sedangkan para tenaga kerja pada bagian itu menggunakan alat
pelindung diri, yaitu masker dan sarung tangan untuk menghindari kontak dengan
bahan kimia tersebut.
3. Faktor Biologi
Pada PT. Sermani Steel faktor
biologi sangat menonjol pada air buangan industri, dimana pada air tersebut
terdapat zat renik atau mikroorganisme berupa lumut, bakteri, virus, dan lain –
lain. Mikroorganisme tersebut dapat membantu dalam proses pengolahan air limbah
melalui pemecahan zat – zat organik menjadi senyawa yang sederhana dengan cara anaerob maupun kombinasinya.
4. Faktor Ergonomi
Penerapan ergonomi pada PT. Sermani Steel sudah memenuhi syarat, dimana
peralatan – peralatan kerja yang digunakan sudah disesuaikan dengan kondisi
fisik tenaga kerja sehingga tercipta kenyamanan dalam bekerja.
5.
Keselamatan Kerja
Sebagaimana diketahui, bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan spesialisasi tersendiri, karena
didalam pelaksanaannya disamping dilandasi oleh peraturan perundang – undangan,
juga dilandasi oleh ilmu tertentu seperti ilmu klinik dan ilmu medik.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin bahwa:
1.
Setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
dalam kadaan sehat.
2.
Setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan
efisien.
3.
Proses produksi dapat berjalan lancar.
a. Sistem Pengendalian Kebakaran
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, maka pada PT.Sermani Steel
Makassar telah menyiapkan 16 unit APAR
(Alat Pemadam Ringan) dan ditempatkan disetiap ruangan dan juga terdapat 4
(empat) unit Hydrant, dengan melihat
peralatan pemadam kebakaran yang dapat dikatakan sudah memenuhi syarat, dimana
APAR tersebut ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau dan mudah dilihat
dengan menggunakan ketinggian kira – kira 1,25 m dari lantai dan berada pada
jalur arah refleks pelarian pada PT.Sermani Steel Makassar, sistem pemadam yang
paling baik digunakan, yaitu isolasi dan pendingin atau yang lebih tepat
digunakan Dry Chemical, dimana
industri ini merupakan industri logam yang bila terjadi kebakaran akan
menimbulkan api yang tergolong api kelas D yakni kebakaran yang terjadi pada
logam mudah terbakar, yang sangat cocok dengan sistem pemadam isolasi dan
pendingin.
b.
Listrik
Suplay daya
listrik yang digunakan adalah listrik PLN dan dua buah mesin diesel sebagai
cadangan bila aliran listrik PLN padam.
c. Sistem Pengamanan Mesin
Setiap mesin yang digunakan memiliki alat pengaman dimana rol-rol yang
berputar berada dalam wadah tertutup. Rantai-rantai penerus sebagai alat
penghubung antara rol yang satu dengan yang lainnya berada pada bagian bawah
sehingga para tenaga kerja dapat terhindar dari bahaya.
d.
Alat Pelindung Diri
Pada PT.Sermani Steel Makassar, alat pelindung diri sudah mendapat
perhatian yang cukup, dimana para karyawan diberi alat pelindung diri antara
lain: sepatu boot, masker, dan pelindung telinga, sarung tangan, namun dalam
penggunaannya karyawan masih belum bisa membiasakan diri sehingga alat
pelindung diri tidak terlalu perlu untuk dipakai, kesadaran karyawan tentang
penggunaan alat pelindung diri masih tergolong kurang. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan tentang kecelakaan akibat kerja
dan penyakit akibat kerja, sehingga perlu sering diadakan pelatihan Hiperkes
dan K3.
6.
Pengolahan Limbah
a.
Limbah Cair (wastewater)
Wastewater treatment adalah pemurnian air limbah yang
dihasilkan dari proses produksi sehingga air limbah tersebut saat dialirkan
tidak mengganggu sesudah dicampur dengan zat kimia, setelah mengalami proses wastewater Treatment air digunakan
sebagai tempat membudidayakan ikan mas yang sangat sehat dan berkembang biak
dengan baik. Hal ini menandakan bahwa limbah air dari perusahaan sudah tidak
berbahaya lagi, sebelum dialirkan kesaluran-saluran tertentu sehingga mencapai
titik akhir yaitu laut.
Adapun
proses-proses dari Wastewater Treatment
pada PT. Sermani Steel adalah sebagai berikut:
a. Limbah cair yang keluar dari kedua
galvanizing line I dan II dialirkan
melalui bak inlet yaitu V1 dan V2
siap untuk dinetralisir (untuk limbah HCl).
b. Limbah Chrom line I dan II dialirkan masuk kedalam Bak V4 kemudian di
pompa masuk kedalam bak V5 untuk dinetralisir menggunakan d Ca(OH)2
atau batu kapur dan H2SO4.
c. Limbah HCl di bak V1 dan V2
dipompa masuk kedalam bak V5 dan V6 untuk dinetralisir dengan Ca(OH)2
atau batu kapur dan H2SO4.
d.
Setelah dinetralisir, selanjutnya dialirkan ke
separator (bak V7) kemudian dialirkan kedalam bak pengendapan, kemudian
dialirkan ke bak penjernihan pH limbah ini (sekitar 7,5 - 7,8), dan sebagai
indikator adalah ikan.
e.
Dari bak
penjernihan kemudian dialirkan ke bak aerasi, kemudian dipompa ke bagian
penyaringan bertingkat.
f.
Limbah yang telah mengalami proses itu dialirkan ke
bak finishing, yang terdiri dari tiga tahapan.
g.
Pemeriksaan limbah ini dilakukan setiap bulan dan
dilaporkan ke Badan Lingkungan Hidup daerah (BLHD) kota dengan tembusanke BLHD propinsi,KLH
Sumapapua dan KLH pusat setiap enam bulan.
b.
Udara
Proses penanggulangan polusi udara
yang melalui Dust Collector atau stack (cerobong) adalah sebagai berikut:
a. Uap keluar dari Galvanizing unit I dan II.
b.
Uap tersebut masuk kedalam bagian penyaringan/filter stack yaitu terdiri empat
penampungan bak I,II,III,IV.
c.
Dalam setiap bak terdapat 24 filter untuk menyaring.
d. Limbah yang
berupa asap yang sudah mengalami penyaringan selanjutnya dikeluarkan melalui
cerobong melalui pengisapan yang dilakukan oleh blower. Pemeriksaan limbah udara dilakukan enam bulan sekali.
e. Pemeriksaan
limbah ini dilakukan setiap bulan dan dilaporkan ke Badan Lingkungan Hidup daerah
(BLHD) kota dengan tembusanke BLHD propinsi,KLH Sumapapua dan KLH pusat setiap enam bulan.
c.
Limbah padat (Solid Waste)
PT. Sermani Steel memiliki tempat penampungan sementara limbah padat (LB3) tersendiri untuk kemudian
diproses lebih lanjut ke PT. Semen Tonasa.
Gambar 1. Drying Bed
BAB IV
PROSES PRODUKSI
1.1.
Produksi Seng Secara Garis Besar
Pada zaman dulu masyarakat
indonesia menggunakan dedaunan, bambu
maupun alang-alang sebagai atap rumah mereka, namun seiring dengan perkembangan
ilmu dan tekhnologi (IPTEK) serta dituntun dengan peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) pula masyrakat kini lebih menggunakan atap seng maupun genteng
sebagai atap rumah mereka.Tingginya akan kebutuhan pasar terhadap atap
rumah,yang dalam hal ini seng, mengakibatkan peningkatan produksi atap seng
setiap tahunnya. Hal ini di dorong baik dari segi kualitas,produktivitas,
maupun dari harga atap seng yang cukup murah.
Dalam hal ini PT. Sermani Steel
merupakan salah satu industri logam khususnya atap seng yang bergerak di bidang
proses produksi BjLS (Baja Lembaran Lapis Seng) atau Galvanized Iron Sheed (GIS) dengan logo Cap Rusa dengan bentuk
flat/rata dan bentuk gelombang. Proses
produksinya diawali dengan proses Bahan Baku kemudian
proses Galvanizingdan dilanjutkan
dengan proses Stampingkemudian Shearing Line lalu
terakhir proses Corrugation untuk membentuk BjLS bentuk gelombang. Pada pembahasan selanjutnya
akan dijelaskan tahapan proses kerja dan jenis-jenis mesin produksi yang digunakan
pada proses tersebut.
Seng, merupakan lembaran tipis baja yang diberi lapisan seng, agar tidak
mudah terjadi karat atau korosi. Penutup atap seng dapat dipasang langsung pada
gording, tanpa reng, dan dapat
dipasang pada kemiringan atap yang lebih datar. Karena beratnya relatif ringan,
maka dapat digunakan konstruksi penopang atau kuda-kuda yang sederhana. Namun
demikian, atap seng harus dipasang cukup kuat untuk menghindari terlepas dan
terangkatnya seng akibat terpaan angin yang besar.
1. Flow Cart proses dan
mesin-mesin produksi
Diagram aliran adalah diagram yang menunjukan urutan-urutan pekerjaan
dari awal hingga akhir.Diagram aliran dapat dilihat pada gambar berikut.
|
CRC
|
|
DEGRESING TANK
|
|
WATER RINSING TANK
U
|
|
|
|
BRIDLE ROLL1
|
|
LOOP TOWER
|
|
BRIDLE ROLL II
|
|
WATER QUENCING TANK
|
|
ACID PIKLING TANK
|
|
GALVANISING POT
PRODUKSI
|
|
COOLING TOWER
|
|
COOLING TANK
|
|
CROMIC ACID
TANK
|
|
DRYER
|
|
BRIDLE ROLL
III
|
|
MEASURING ROLL
|
|
SHEARING MACHINE
|
|
DESK INSPEKSI
|
|
PRIME PILLER
|
|
BJLS
|
|
CORRUGATION
|
|
W.R.F.P
|
Berikut adalah penjabaran dari alat produksi:
1. Bahan Baku
a.
CRC (Steel
Sheet in Coil)
CRC
atau biasa disebut baja lembaran canai
dingin yang banyak dikenal dengan nama “Baja Putih” (White Steel) adalah salah satu bentuk
produk yang dihaslikan dari pengerolan dingin. Baja lembaran dingin (CRC)
memiliki kualitas produk yang lebih baik, lebih tipis dengan ukuran yang
presisi,serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formabilty yang sangat bagus. CRC dimanfaatkan dalam proses
pembentukan karena material ini memiliki formabilty,weldability,dan
kualitas roughness yang lebih baik.CRC dipakai juga untuk
aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating),
enamelware (Porcelaen-coating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kaleng makanan berlapis timah (tin
mill-black plate) dalam industri makanan dan minuman.
Bahan
baku ini diperoleh dengan membeli dari PT. Krakatau Steel dan diimpor langsung
dari Thailand,Bangladesh,UEA,dan
Jepang.Untuk lembaran baja yang dikuatkan ( annealed sheet), kisaran ketebalan CRC
yang dihasilkan oleh PT Krakatu Steel adalah 0,20-0,50 mm, selebihnya
ketebalan dari 0,20 mm di Impor dari luar. PT.Sermani Steel
menggunakan CRC sebagai bahan baku utama proses galvanizing(zinc-coating) untuk memproduksi BjLS (Baja
Lembaran Lapis Seng).
Gambar
2 : Cold Rolled Coil (CRC)
b.
Zinc Ingot
Zinc Ingot adalah logamZinc (Zn) berbentuk batangan yang telah dipadukan dengan berbagai unsur.
Zinc Ingot digunakan PT. Sermani
Steel dalam proses pelapisan baja lembaran. Zinc
Ingot sebagian disuplai dari PT. Krakatau Steel dan sebagian di impor dari
jepang dan polandia. Zinc Ingot dipanaskan dengan suhu tinggi dan dilebur
hingga menjadi cairan yang selanjutnya melalui proses galvanizing line akan melapisi baja lembaran.
Sedangkan
bahan pembantu yang digunakan untuk menghasilkan seng, terdiri dari:
1.
Algalva Ingot (aluminium galvanising)digunakan untuk mengkilatkan
logam (membuat corak permukaan seng).
2.
Ammonium Clorida untuk mencegah terjadinya proses oksidasi.
3.
Hydrochlore Acidyang akan digunakan
untuk menghilangkan lapisan karat.
4.
Meta Cleaner yang akan menghilangkan kotoran
oli pada permukaan lembar baja lapis seng.
5.
Chromic Acid (Asam Khromat) sebagai pencegah karat
pada baja lembaran lapis seng.
6.
Lead Ingot (Timah Hitam) sebagai stabilisator temperatur pada galvanising pot.
7.
Light Oil (solar)bahan bakar minyak untuk genset dan forklift
8.
HeavyOil(Marine oil) untuk bahan bakar tungku
pembakaran
Gambar
3 : Zinc Ingot
3. Galvanizing Line
Galvanising line adalah proses dalam pembuatan bjls
dimana prosesnyadimulai dari bahan baku,furnace,stamping,shearing dan kemudian
terakhir packing.Berikut gambar galvanizing line.
Gambar 5 : Proses Galvanizing
Line
Berikut alur proses galvanizing, yaitu:
1.
Pada proses ini bahan baku utama yang berbentuk
gulungan (CRC) dibuka dan diletakkan pada mesin uncoiler dengan menggunakan
crane.
2.
Baja lembaran
dibersihkan di degresing tank pertama dan kedua dengan air panasyang dicampur
dengan meta cleaner berfungsi untuk menghilangkan minyak yang ada pada baja
lembaran dengan suhu 60ºC -75ºC.
3.
Baja lembaran
dibersihkan dibak ketiga(water rinsing tank)untuk menghilangkan sabun yang
melekat pada baja lembar.
4.
Kemudian
bridle roll I berfungsi untuk menarik baja lembaran,penempatannya sebelum loop
tower.
5.
Baja lembaran masuk ke loop tower
6.
Kemudian (bridle roll II)roll penarik baja
lembaran sesudah loop tower.
7.
Baja lembaran
dibersihkan diacid pikling tank bak keempat dan kelimadengan air yang berisi
larutan HCl (air keras).
8.
Baja lembaran
dibersihkan diwater quencing tank bak keenam dengan air panas dengan temperatur
± 70ºC.
9.
Baja lembaran
kemudian masuk ke galvanising pot untuk pelapisan timah dengan temperatur ±
500ºC.
10. Baja lembaran masuk ke cooling tower berfungsi
sebagai pendingin dilengkapi dengan 4 kipas angin untuk mendinginkan BJLS yang
keluar dari galvanising pot.
11.
Setelah keluar dari ruang
pelapisan zinc,baja lembaran dimasukan ke cooling tank untuk proses pendinginan yang turun dari cooling tower.
12.
Setelah
proses pendinginan lalu proses cromic acid tank(untuk ketahanan lapisan
timah)dengan temperatur ± 60ºC- 90ºC.
13. Kemudian ke proses pengeringan (dryer)
14.
Baja lembaran
kemudian diberikan cap rusa (Bridle Roll III).
15. Setelah itu baja lembaran masuk
ke measuring roll berfungsi untuk mengukur panjang bjls.
16. setelah itu masuk ke shearing machine yang
berfungsi untuk pemotongan bjls sesuai dengan ukuran sni.
17. setelah itu ke desk inspection berfungsi
sebagai meja inspeksi untuk menentukan kwalitas BJLS yang di produksi.
18. kemudian primer piller berfungsi sebagai meja
penyusun barang jadi yang sudah dipotong
di shearing machine sesuai dengan sni 07-20530-2006.
Pada proses galvanizing line terdapat beberapa tahap
dalam proses kerja, yaitu:
1.
Galvanising line
Galvanising line adalah suatu proses dimana bahan
baku utama yang berbentuk gulungan ( CRC ) dibuka dan kemudian diletakkan pada
mesin uncoiler dengan
menggunakan crane,kemudian baja lembaran di masukkan pada bak pertama dan bak
yang kedua yang berisi air panas guna untuk menghilangkan minyak yang ada pada
baja lembaran yang suhunya 60ºC sampai 75ºC,kemudian masuk kebak ketiga gunanya
untuk menghilangkan sabun yang melekat pada baja lembaran,setelah proses
pencucian tahap selanjutnya bajalembaran dimasukkan ke looper fungsinya agar
pada saat proses welding, baja lembaran tidak terputus di bagian pemotongan
dibagian finishing,setelah melalui looper baja lembaran masuk ke proses pencucian
yang mengandung HCl pada bak keempat dengan kadar 5% dan bak kelima mengandung HCl dengan kadar 7%.ketentuan
tersebut dapat berubah –ubah tergantung pada kondisi baja lembaran,semakin
kotor baja lembaran maka kadar HCl di tiap-tiap bak semakin
tinggi.lalu terakhir ke bak ke enam dibersihkan dengan air panas.
Kemudian tahapan selanjutnya masuk ke furnace
untuk pelapisan timah,lalu setelah itu masuk proses pendinginan,dan kemudian
masuk ke proses chrome di chromate tank fungsinya untuk ketahanan pada bajalembaran
supaya terhindar dari korosidan warna pada baja lembaran tidak pudar,lalu
setelah itu masuk ke bagian proses pengeringan di drying conveyer,dan kemudian
masuk ke proses stamping line guna untuk memberi tanda pada produsen “Cap Rusa”dan selanjutnya ke proses
pemotongan baja lembaran sesuai dengan ukuran dan ketebalan yang diinginkan,dan
tahapan yang terakhir packing.
2.
Welding (las)
Welding adalah suatu proses penyambungan dari coil
yang pertama agar prosesbaja lembaran tidak terputus.berikut gambar proses
welding:
Gambar 6 : Proses welding
3.
Furnace (Galvanizing pot)
Proses furnaceadalah proses
pelapisan dengan logam dimana struktur dicelupkan ke dalam lelehan logam
pelapis. Antara pelapis dan logam yang dilindungi terbentuk ikatan metalurgi
yang baik karena terjadinya proses perpaduan antarmuka (interface alloying). Proses ini terbatas untuk logam yang memiliki
titik lebur rendah misalnya timah, seng dan alumunium. Pada proses kali ini
dipakai media pelapis seng dimana baja yang telah mengalami proses galvanizing akan terlapisi seluruhnya
dengan seng yang terikat kuat secara metalurgi dengan membentuk lapisan Fe-Zn
yang memberikan efek tahan korosi. Pelapisan seng hanya akan terjadi jika
permukaan yang akan dilakukan galvanizing
bersih secara kimiawi. Kualitas pelapisan yang baik terletak pada persiapan
permukaan yang baik dan benar.
Gambar
7 : Proses furnace
4.
Stamping Line(Bridle Roll III)
Baja lembaran hasil dari proses galvanizing
line kemudian diproses kedalam stamping
line. Proses dalam stamping line
bertujuan untuk memberikan tanda produsen “Cap
Rusa”
Gambar 8 : memberi cap pada baja lembaran
5.
Shearing Line
Shearing line adalah proses pemotongan CRC sesuai dengan ukuran dan ketebalan
yang diinginkan.
Gambar
9: Shearing Line
Pada proses shearing Line
menggunakan tiga system, yaitu:
1.
Sistem mekanik
2.
Sistem Pneumatik
3.
Sistem Elektropneumatik
Pada mesin
pemotongan rotasi(shearing) ada tiga katup rol yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1.
Katup rol, yang berfungsi untuk
mengatur pemotongan panjang plat
menggunakan sistem rotari sehingga plat baja dapat di potong sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan
2.
Katup sensor, berfungsi
menghitung jumlah plat yang sudah dipotong yang menggunakan limit sensor
sehingga dapat diketahui jumlah plat baja yang telah dipotong.
3.
Katup photo elektrik.
6.
Corrugation Line
Setelah proses stamping line,
proses selanjutnya terbagi dua. Untuk BjLS flat/rata proses telah selesai dan
siap untuk dipakai dan dipasarkan sedangkan untuk BjLS bentuk gelombang
dibutuhkan proses selanjutnya di corrugation
line.
Pada line ini BjLS flat hasil dari stamping diproses dengan mesin corrugation untuk membentuk BjLS menjadi
bentuk gelombang sesuai dengan ukuran pesanan.berikut gambar corrugation line:
Gambar
10 :proses gelombang
Tabel 1: Variasi ukuran Type and
produk baja lembaran PT. Sermani steel
|
No
|
Type
|
Size (mm)
|
Ket
|
|
1
|
Type 1
|
0,20 × 762 × 1524
|
Continue
|
|
2
|
Type 2
|
0,20 × 762 × 1829
|
Continue
|
|
3
|
Type 3
|
0,20 × 762 × 2134
|
Continue
|
|
4
|
Type 4
|
0,20 × 762 × 2438
|
Continue
|
|
5
|
Type 5
|
0,20 × 762 × 2743
|
Continue
|
|
6
|
Type6
|
0,20 × 762 × 1529
|
Continue
|
|
7
|
Type 7
|
O,20 × 762 × 3048
|
Continue
|
|
8
|
Type 8
|
O,20 × 914 × 1829
|
Continue
|
|
9
|
Type 9
|
0,20 × 914 × 2134
|
Continue
|
|
10
|
Type 10
|
0,20 × 914 × 2438
|
Continue
|
|
11
|
Type 11
|
0,20 × 914 × 2743
|
Continue
|
|
12
|
Type 12
|
0,25 × 914 × 1829
|
Continue
|
|
13
|
Type 13
|
0,30 × 914 × 1829
|
Continue
|
|
14
|
Type 14
|
0,55 × 914 × 1829
|
Continue
|
|
15
|
Type15
|
0,40 × 914 × 1829
|
Discontinue
|
|
16
|
Type 16
|
0,50 × 914 × 1829
|
Continue
|
Tabel 2: Spesifikasi Produk Seng (Bj.L.S) sesuai
Standar SNI-07-2053-2006
|
JENIS LOGAM DASAR
|
Menurut Standar Industri Indonesia
(SII), JIS G 3141, ASTM British Std, Australian Std, atau menurut Standar
International lainnya.
-Jenis Lunak (Soft/annealed) - Jenis Keras (hard/unannealed) |
|
TEBAL LOGAM DASAR
|
0,20 mm sampai dengan 3.80
mm. (SPCC)
|
|
LEBAR LOGAM DASAR
|
762 mm, 914 mm, 1219 mm (maksimum)
|
|
STANDAR LAPISAN SENG
|
Menurut standar : SII 0137 - 80, SII
0884 - 83.
JIS G.3302, ASTM A.525 A.526 A.527 A.528, British Std. |
|
BERAT LAPISAN SENG
|
75 Gram/M2 sampai dengan 540
Gram/M2.
|
|
TEBAL LAPISAN SENG
|
15 Micron sampai dengan 90 Micron
|
|
SIFAT MEKANIS Bj. L. S.
DENGAN LOGAM DASAR SPCC
|
Sesuai Standard SNI, JIS,
ASTM, Dll.
atau sesuai permintaan |
|
DAYA LEKAT LAPISAN SENG
TERHADAP LOGAM DASAR SPCC
|
UjiLockseam=Bagus
Uji Lipat = Bagus |
|
KOMPOSISI LAPISAN SENG
|
Fe = 1,50%
Pb= 0,90 % Al = 0,35 % Zn = 97,25 % |
|
TITIK LELEH
|
Logam Dasar = 2760°F(1515°C).
Lapisan Seng = 786°F (419°C). |
|
KONDISI PERMUKAAN LAPISAN SENG
|
- Diberi Lapisan Chromate
- Tidak diberi Lapisan Chromate |
|
SIFAT-SIFAT KHAS SENG LOKFOM
|
Berkualitas LOCK-FORMING
artinya walaupun ditekuk, dilipat atau dibentuk bagaimanapun juga lapisan
sengnya tidak akan mengelupas (pecah).
|
1.2. Unit Pendukung
1.
Machinery Maintenance
Unit
ini bertugas untuk memelihara dan mengadakan perbaikan pada unit - unit
produksi, atau peralatan mekanis lainnya yang ada dalam pabrik.Adapun
mesin-mesin yang ada pada unit adalah sebagai berikut:
a. Auto Cut (1
unit)
b. Gerinda Tangan/Disc Grinder (3
buah)
c. Gerinda Dudukan/Grinding Machine (1
buah)
d. Mesin Bubut 3 meter (2
buah)
e. Mesin Bubut 1,5 meter (1
buah)
f. Mesin Las 450 A (2
buah)
g. Mesin Las 400 A (1
buah)
h. Mesin Sekrap (1
buah)
i.
Mesin Bor Dudukan (1
buah)
j.
Ragum Tangan (3
buah)
k. Ragum Meja (4
buah)
l.
Brender Pemotong/Cutting Torch (2 buah)
m. Brender Bakat/Welding Trip (2
buah)
n. Mesin Bor Magnet (1
buah)
o. Takel Katrol (3
buah)
2.
Electrocity Maintenance
Unit
ini bertugas untuk menjaga, merawat dan memperbaiki peralatan listrik, seperti
motor listrik, instrumen-instrumen listrik dan instalasi listrik dalam
lingkungan pabrik.
3.
Forklift Driver
Unit
ini bertugas dalam pengangkutan barang-barang dalam pabrik, sehingga dapat
mendukung jalannya proses produksi. Forklift
Driver ini mengangkat bahan baku lembaran/gulungan baja dari warehouse-raw. Kemudian mengangkat hasil
produksi ke warehouse finished product,
serta keperluan transportasi bahan dan produksi lainnya dalam lingkungan
pabrik.
4.
Wastewater Treatment
Unit
ini bertugas dalam melayani dan memproses air buangan (air limbah) industri,
agar air ini betul-betul memenuhi syarat sebagai air yang tidak mengandung zat
- zat kimia yang dapat merusak lingkungan di sekitar pabrik dan masyarakat yang
membutuhkan air disekitar pabrik tersebut. Kadar air yang telah diproses dari
unit sudah memenuhi standar dengan PH yang sesuai dengan yang disyaratkan.
5.
Warehouse Finished Product
Unit
ini bertugas untuk memeriksa dan mempersiapkan seng hasil produksi, agar segera
dipasarkan melalui distributor.
6.
Warehouse Raw Material
Unit
ini bertugas untuk menginventarisasi bahan-bahan kebutuhan produksi, seperti:
bahan baku, Zinc ingot, heavy oil dan
lain - lain untuk keperluan produksi.
7.
Guardman (Security)
Unit
ini bertugas memeriksa semua kehadiran pegawai, menerima surat - surat yang
masuk ke perusahaan kemudian mengantarnya kebagian yang dituju tersebut, serta
bertanggung jawab atas keamanan pabrik setiap saat.
8. Car Driver
Unit
ini bertugas melayani pengangkutan baik untuk keperluan komersial perusahaan
maupun untuk kepentingan kesejahteraan karyawan seperti rekreasi, penjemputan
dan lain – lain.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melaksanakan
kegiatan dalam Kerja Praktek selama 31 hari terhitung mulai tanggal 1Oktober
sampai tanggal 31Oktober 2014, maka kegiatan yang kami menarik kesimpulan,
yaitu:
1. PT. Sermani Steel merupakan salah satu industri logam khususnya atap
seng yang bergerak di bidang proses produksi BjLS (Baja Lembaran Lapis Seng)
atau Galvanized Iron Sheed (GIS)
dengan logo Cap Rusa dengan bentuk flat/rata
dan bentuk gelombang.
2. Adapun tahapan produksi seng,
yaitu Bahan Baku,Galvanizing
Line, Stamping Line,Shearing Line dan Corrugation
line.
5.2. Saran
1.
Sebaiknyadalamsetiapkegiatan-kegiatan yang dilakukan di
tiapdepartemenatauperusahaanpadaumumnya, mahasiswa diberikanpelatihandasarterlebihdahulu agar
dapatmengetahuilebihjelasapa yang akandikerjakan di lapangannantinya.
2.
Perusahaan
sebaiknyamengadakanbuku/diktat yang memuatinformasiumumtentangperusahaan yang
dapatdijadikansebagaipegangandansumberinformasi agar mahasiswa memperolehgambaran
yang jelastentangperusahaantempatmereka Kerja Praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari,Agus.1994. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem
Produksi. BPFE: Yogyakarta.
Hartomo, Anton J dan Tomijiro Kaneko. 1992. Mengenal Pelapisan Logam
(Elektroplating).Andi
Offset: Yogyakarta.
Manga JB. 1995. Manajemen Industri. Universitas Hasanuddin:Ujung Pandang.
Mulyanto,
Tri. 2007. Proses Manufaktur II
(MetalCutting Process) Edisi 2. Universitas Pancasila:Jakarta.
Van Vlack,L.H. 1991. Ilmu dan Teknologi BahanEdisi Lima.
Erlangga:Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar